Indeks

Opini : Memerangi Kemiskinan di Koba, Upaya yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah Setempat

Beltimnews, Opini, Koba – Kemiskinan bukanlah sebuah fenomena asing bagi Indonesia. Pasalnya, kemiskinan dapat kita jumpai di berbagai wilayah Indonesia terutama di kota-kota besar seperti, Jakarta, Bandung, dan sekitarnya. Hal ini pun tak luput juga terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Koba yang berada di Kabupaten Bangka Tengah. Berdasarkan data BPS, Kabupaten Bangka Tengah memasuki urutan ke-4 terendah angka kemiskinan dari 7 kabupaten yang ada di Bangka Belitung. Urutan pertama diduduki oleh Kabupaten Bangka Barat, diposisi ketiga terdapat Bangka Selatan, dan urutan ketiga Belitung Timur. Data BPS menunjukkan bahwa di Kabupaten Bangka Tengah terdapat jumlah penduduk miskin sebesar 5,135 dengan angka garis kemiskinan sebesar Rp.735.479,- pada tahun 2021.

Berdasarkan survey lapangan, jumlah penduduk miskin di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah tidaklah tinggi, namun masih terdapat beberapa masalah kemiskinan dibeberapa titik kota. Ditemukan juga bahwa tingkat kemiskinan di Koba dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingkat pendapatan penduduk, lapangan kerja, akses terhadap layanan dasar, dan tingkat pendidikan. Beberapa penyebab kemiskinan di Koba antara lain sebagai berikut :

Pertanian dan Perikanan: Koba terletak di daerah yang memiliki potensi pertanian dan perikanan yang cukup besar. Namun, rendahnya teknologi pertanian modern dan kurangnya akses ke pasar yang menguntungkan membuat pendapatan para petani dan nelayan rendah. Hal ini berdampak pada tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Selanjutnya ada keterbatasan Lapangan Kerja: Koba adalah kota kecil dengan sektor ekonomi yang terbatas. Keterbatasan lapangan kerja formal menyebabkan banyak penduduk mengandalkan pekerjaan informal atau sektor informal yang seringkali tidak menawarkan upah yang cukup untuk keluar dari garis kemiskinan.

Penyebab nomor tiga adalah akses Terhadap Layanan Dasar: Akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan sanitasi yang memadai juga menjadi masalah di daerah tersebut. Kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai dapat memperburuk kondisi kemiskinan di Koba.

Mengingat masih adanya masalah kemiskinan di Koba, Bangka Tengah,maka diperlukan adanya penanganan lebih lanjut. Dalam penanganan ini, Koba, Bangka Tengah dapat melibatkan berbagai upaya dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi non pemerintah untuk bekerja sama untuk mengatasi masalah kemiskinan di Koba dan wilayah sekitarnya. Beberapa langkah yang diambil untuk mengurangi kemiskinan di daerah tersebut antara lain. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan program pemberdayaan ekonomi: Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan, akses ke modal usaha, dan dukungan teknis kepada penduduk miskin. Harapan nya melalui program ini, mereka dapat mengembangkan usaha kecil dan mikro, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan informal.

Selanjutnya kita juga perlu berbenah dengan infrastruktur dan akses dasar: Peningkatan infrastruktur di Koba secara keseluruhan menjadi prioritas dalam upaya mengatasi kemiskinan. Ini meliputi pembangunan jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik. Dengan meningkatnya infrastruktur, akses terhadap layanan dasar menjadi lebih baik, yang berdampak positif pada kualitas hidup dan peluang ekonomi masyarakat.

Lalu masalah pendidikan dan keterampilan, program pendidikan dan pelatihan keterampilan ditingkatkan untuk meningkatkan kualifikasi dan kesempatan kerja bagi penduduk. Hal ini mencakup peningkatan akses pendidikan formal, pelatihan keterampilan teknis, dan pengembangan keterampilan dasar yang diperlukan dalam dunia kerja.

Kemudian kita juga dapat melakukan keterlibatan dan potensi masyarakat koba seperti peningkatan kualitas hidup: Program-program kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial dapat diperkuat untuk memberikan bantuan kepada keluarga miskin. Hal Ini dapat meliputi pemberian subsidi untuk kebutuhan dasar seperti pangan, perawatan kesehatan, dan perumahan.

Jikalau kita memperkuat pengembangan potensi lokal maka tidak mungkin pemerintah daerah setempat dapat mendukung pengembangan potensi lokal dalam sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Hal tersebut dapat mencakup destinasi wisata yang sudah ada seperti danau pading atau danau kaolin agar dapat memperluas tingkat pendapatan masyarakat Koba.

Lalu jika hal tersebut dapat dukungan dan keterlibatan masyarakat maka tidak mungkin penanganan kemiskinan di Koba dapat mempererat hubungan antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat setempat. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program-program penanggulangan kemiskinan maka dapat memastikan keberlanjutan dan efektivitas upaya tersebut. Meskipun masih ada tantangan dalam mengatasi kemiskinan di Koba, namun secara keseluruhan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan walau angka nya belum terlalu tinggi.

Oleh: Rafli Akbar Saputra & Nurwanty Eke Puspita

Mahasiswa Universitas Bangka Belitung

 

Exit mobile version