Rasa Nanasnya Nendang, Tekstur Lembut, Dodol Nanas Aik Madu Bikin Ketagihan

Beltimnews.com – Teksturnya lembut, tidak terlalu kenyal, manisnya pas dan tidak ngerasa enek saat memakannya. Bahkan, cemilan ini buat kita nagih, pengennya nyomot terus usai habis satu. Lagi dan lagi. Oh ya, rasa nanasnya juga, nendang.

Itulah deskripsi rasa Dodol Nanas Aik Madu yang diproduksi Kelompok Usaha Bersama (KUB) AMNAZ BEREHUN di Desa Aik Madu, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur.

Para pecinta kuliner khas daerah, khususnya produk seperti dodol, wajib nyoba Dodol Nanas Aik Madu. Selain rasa dan teksturnya yang terbilang unik, Dodol Nanas Aik Madu ini dijamin aman untuk dikonsumsi bahkan sudah ada Sertifikasi Halal MUI.

Uniknya lagi, produk yang berbahan dasar buah nanas ini tetap menjaga kualitasnya. Murni dan asli tanpa pengawet. Bahan-bahan utamanya pun langsung dipetik dari kebun masyarakat desa setempat.

Selain itu, proses pembuatan produk ini sangat dijaga kebersihannya serta mempertahankan nilai estetika produk.

Warnanya yang kuning sedang tidak terlalu pucat dan pekat, dikemas dengan cantik, membuat orang-orang penasaran untuk mencobanya. Begitu pula dengan menjaga kualitas. Proses pembuatan dodol selalu menggunakan sendok yang tidak berbahan besi.

Cikal Bakal Dodol Nanas AMNAZ BEREHUN

Pada awalnya, Dodol Nanas ini merupakan hasil produk dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Desa Aik Madu atau dikenal dengan nama Laskar Berehun. Kemudian didukung dengan banyaknya masyarakat desa setempat yang memiliki kebun nanas, serta adanya support dari pemerintah desa setempat. Maka, didirikanlah KUB AMNAZ BEREHUN. Pada tahun 2019 anggota KUB ini berjumlah 10 orang.

Pemberian nama AMNAZ BEREHUN ini memiliki makna, segala olahan produk nanas yang dapat dibuat seperti Dodol, Wajit, Selai, Keripik dan lain sebagainya.

Namun, sejauh ini AMNAZ BEREHUN hanya memiliki produk dodol. Meski demikian ada harapan ke depannya bisa membuat berbagai macam produk olahan nanas.

Pasang Surut Pengusaha Dodol

Produk Dodol Nanas ini mulai diproduksi atau orderan pertama kalinya pada 2020, saat pandemi Covid-19 mulai menyebar.

Tentunya, sejak dimulai hingga tetap eksis sampai memiliki pelanggan tetap, selalu ada pasang surut dalam usaha.

“Awal berdiri dan mulai berproduksi, segala pembiayaan seperti bahan-bahan untuk membuatnya dibantu oleh Pemdes. Namun seiring waktu, semua pembiayaan seperti biaya produksi, pengemasan dan mengurus perizinan produk ujung-ujungnya kami harus bisa sendiri,” ucap Maryati, Ketua KUB AMNAZ BEREHUN, saat tim Beltim News mengunjungi lokasi tempat Dodol Nanas diproduksi, Rabu (20/7/2022).

Seiring waktu, usaha dodol yang awalnya dilakoni sepuluh anggota KUB, kini hanya digeluti oleh wanita paruh baya yang berusia 55 tahun ini seorang diri dan dibantu keluarga di rumah.

Seleksi alam telah menjadikan produk berlabel KUB yang tadinya terdiri dari sepuluh orang, sedikit demi sedikit terkikis oleh kesibukan masing-masing.

Maryati khawatir jika produk ini harus dijual dalam platform marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan lain sebagainya. Khawatir terima order banyak dan kewalahan. Karrena itu, ia hanya memasarkan produknya via Whatsapp dan Facebook.

Namun, dengan semangat untuk terus berkembang menekuni bisnis ini, Maryati tak pantang menyerah, ia berupaya untuk selalu optimis melihat segala peluang yang berada di depannya. Ia meyakini bahwa semua pengalaman baik maupun buruknya di lapangan dalam berusaha selalu ada celah untuk berkembang dan maju.

Hal ini dapat dibuktikan dengan rata-rata penjualan dodol nanas perbulannya yang bervariasi sejak 2021, dari 60 kg sampai dengan 100 kg.

Bahkan, menjelang Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022 yang lalu, penjualan produk ini mencapai lebih dari 100 kg dalam satu bulan.

Dengan keoptimisannya, Mariyati juga berhasil membuat anggota yang tadinya kurang aktif menjadi kembali aktif serta membantu proses produksi ketika ada orderan dalam jumlah yang besar.

Maryati mengaku lambat laun mulai menyukai usaha dodol nanas walau sebelumnya tidak pernah membuat dodol yang waktu pembuatannya membutuhkan 4 hingga 7 jam.

Belum Nyicip Dodol Aik Madu, Belum ke Beltim

Amun Lum Makan Dodol Nanas Aik Madu, Lum Afdol Ngayau Ke Beltim” Demikian tagline yang tertulis di kemasan produknya.

Tagline itu memiliki arti bahwa jika belum makan Dodol Nanas Aik Madu, belum sah jalan-jalan ke Belitung Timur.

Produk ini dijual dalam tiga kemasan dengan harga bervariasi. Mereka yang ingin membeli untuk sekadar mencicipi, tersedia kemasan 125 gram seharga 10 ribu rupiah saja.

Namun jika ingin mencoba lebih sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang, tersedia kemasan 250 gram dan 500 gram di mana anda hanya mengeluarkan kocek sebesar 20 ribu dan 40 ribu rupiah per kemasan. Anda juga bisa mengorder dalam jumlah besar.*

(Monik)