Sampah Laut sebagai Permasalahan Serius bagi Ekosistem Laut dan Keindahan Wisata di Belitung

Artikel Opini

Oleh :Reynaldi Anduyau

Beltimnews, Bangka Belitung – Laut adalah wilayah perairan asin yang sangat besar dan meliputi sebagian besar permukaan bumi. Laut terhubung dengan samudra dan dipisahkan oleh benua atau kepulauan. Laut juga berkaitan dengan pantai. Pantai disebut sebagai tempat di mana laut bertemu dengan daratan. Pantai juga merupakan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan laut dan manusia karena banyak spesies laut yang bergantung pada pantai sebagai tempat berkembang biak atau mencari makanan. Selain itu, pantai juga menjadi tempat untuk berwisata, berolahraga, dan aktivitas manusia lainnya yang terkait dengan laut.

Belitung menjadi salah satu pulau yang dikaruniai banyak wisata laut yang indah dan menakjubkan. Salah satunya berada di kota Tanjung Pandan yaitu pantai wisata Tanjung Pendam. Pantai Tanjung Pendam ramai dikunjungi oleh masyarakat Belitung dari pagi hingga malam hari. Biasanya pada pagi hari, masyarakat melakukan kegiatan olahraga sedangkan di sore hari, masyarakat menjadikan pantai Tanjung Pendam sebagai tempat bersantai atau sebagai sarana pelepas penat setelah seharian bekerja.

Pantai Tanjung Pendam kini telah menjadi tempat wisata paling banyak dikunjungi di Belitung. Banyaknya kunjungan ini tentu memunculkan banyak masalah terhadap kelestarian dan keindahan pantai. Salah satu dari permasalahan tersebut yaitu banyaknya sampah di tepi pantai yang sengaja dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sampah-sampah yang berada di tepi pantai ini nantinya tersapu oleh ombak dan masuk ke laut. Sampah ini dikenal sebagai sampah laut.

Sampah laut adalah semua jenis sampah yang masuk ke laut. Sampah laut berasal dari aktivitas manusia seperti kegiatan pelayaran, industri, perikanan, maupun limbah rumah tangga. Sampah laut terdiri dari berbagai macam material seperti plastik, logam, kaca, dan bahan organik. Namun, jenis sampah yang paling banyak ditemukan di laut adalah plastik. Masyarakat perlu memahami bahwa sampah plastik, logam, dan kaca sulit terurai. Bahkan menurut penelitian, sampah kaca yang masuk ke laut tidak dapat terurai.

Salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki produksi sampah laut terbesar adalah Indonesia. Berdasarkan data Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) pada Juni 2022, bahwa timbunan sampah Indonesia mencapai 25,6 juta ton per tahun. Dan sebanyak 80 persen sampah laut berasal dari kegiatan di daratan yang bocor melalui sungai dan mencemari laut. Tentunya sampah laut dengan dampak pencemarannya telah menjadi isu skala lokal, nasional hingga global karena sampah laut sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan biota laut.

Sampah laut merupakan permasalahan lingkungan yang sangat erat kaitannya dengan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs adalah sebuah program global yang bertujuan untuk menciptakan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dalam SDGs, sampah laut merupakan suatu permasalahan dari target ke empat belas (ke-14) SDGs yang berfokus pada pelestarian ekosistem laut. Sumber daya laut merupakan sumber yang bermanfaat bagi kebutuhan hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung dengan sumber daya laut. Ketergantungan manusia terhadap sumber daya ini sangat berpengaruh ketika terjadi kerusakan ekosistem laut.

Secara umum sampah laut berdampak pada kehidupan biota laut dan kehidupan manusia. Merujuk pada laporan, banyak biota yang memakan plastik dan terjerat plastik. Ini bisa memberikan dampak pada kesehatan manusia, karena pernah ditemukan ikan atau kepiting yang tertangkap mengandung plastik dalam sistem pencernaannya. Selain itu, sampah laut dapat berdampak pada sektor ekonomi, terutama pada sektor pariwisata. Pariwisata yang bergantung pada pantai dan laut dapat terganggu karena kondisi yang tidak sehat dan tidak bersih. Lalu sampah laut juga dapat meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan longsor karena banyak sampah yang menumpuk di sungai dan muara. Hal tersebut dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan kematian bagi manusia dan hewan. Dan terakhir, sampah laut dapat mengotori air laut, dan mengganggu kualitas dan kejernihan air laut. Sampah yang terurai dapat mengeluarkan zat-zat berbahaya dan meningkatkan tingkat keasaman air laut.

Di pantai Tanjung Pendam sendiri, sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung menyebabkan banyak dampak negatif. Dampak tersebut di antaranya membuat suasana dan pemandangan pantai tidak indah. Selain itu sampah laut juga merusak terumbu karang sehingga mengurangi jumlah plankton dan alga yang menjadi makanan bagi ikan dan hewan laut lainnya. Apabila ikan dan hewan laut lainnya itu berkurang maka menyebabkan kerugian ekonomi bagi nelayan sekitar pantai Tanjung Pendam.

Melihat banyaknya permasalahan yang ditimbulkan sampah laut, hendaknya kita melakukan penanggulangan terhadap bahayanya sampah laut. Kita dapat mengurangi sampah laut dengan menjaga lingkungan bersih. Langkah sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya dan mendukung kebijakan yang ramah lingkungan dapat membantu mencegah sampah berakhir di laut. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan daur ulang sampah. Daur ulang sampah dilakukan dengan cara pemisahan sampah organik dan non-organik dan pemilahan sampah plastik, kertas, dan logam. Lalu sampah tersebut disulap menjadi barang yang bernilai sehingga membantu dalam pengurangan sampah laut. Lalu cara selanjutnya ialah melakukan aksi bersih pantai. Aksi bersih pantai adalah cara yang efektif untuk mengurangi sampah laut. Melalui aksi ini, kita dapat membersihkan pantai dan tepi laut dari sampah. Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga sangat penting untuk mengurangi sampah laut. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut dan cara mengurangi sampah laut, kita dapat memastikan kelangsungan hidup lingkungan laut yang berdampak pada masyarakat itu sendiri.

Sampah laut telah menjadi masalah global yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam pengelolaan sampah laut. Pemerintah dapat memberikan regulasi dan insentif bagi perusahaan untuk mengelola sampah dengan baik dan memperkenalkan edukasi tentang bahaya sampah laut kepada masyarakat. Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pengelolaan sampah laut dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membuang sampah pada tempatnya, dan mengikuti program pembersihan sampah laut yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi masyarakat.

Pada akhirnya pengelolaan sampah laut yang baik dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh. Semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan lembaga internasional, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga tujuan SDGs dapat tercapai.